Plenopakar (SGD)

Skenario;Anak demam yang malang.
By Plenopakar Division (Arbiantoni).


 Seorang anak laki-laki  usia 15 tahun datang ke klinik dengan keluhan demam disertai sakit menelan sejak dua hari yang lalu dari ananmnese diketahui bahwa orangtuannya telah mengo,pres anakny tapi masih tetap demam. Dokter memeberikan obat antipiretik. Lalu dokter melakukan throat swab lalu mengirimkannya ke laboratorium fk UISU. 3 hari kemudian ditemukan hasil kultur dan sensitivity test dijumpai pertumbuhan bakteri streptococcus bata hemolitikus yang sensitif terhadap antibiotik amoksisilindengan dosisi 250 mg/ 8 jam.


I. Klarifikasi istilah


    Nothing.


II. Identifikai masalah.


      1. Kenapa terjadi pertumbuhan Streptococcus beta hemoliticus
             Pada faring ?
         2. Apa dasr kompres dingin bisa menurunkan panas ?
         3. Kenapa setelah dikompres panas tetap tidak turun?
         4. Apa fungsinya dokter memberikan obat antipiretik sebelum
             melakukan throat swab ?

III. Analisa masalah
      1. Kenapa terjadi pertumbuhan Streptococcus beta hemoliticus
             Pada faring ?

         JAWAB.....


         Tempat masuknya bakteri yang sering adlah selaput lendir dengan kulit, misal gastrointestinal (terutama   mulut). Dan area selaput lendir dan kulit yang abnormal, misal luka bakar. Begitu bakteri tersebut masuk ke dalam tubuh, maka bakteri tersebut menempel pada sel penjamu, dengan menggunakan fibrianya biasanya di epitel. Kenapa fibria bisa melekat ? Karena fibria itu mengandung asam lipoteikoat, protein F  dan protein M.

Setelah itu bakteri tersebut menyebar langsung ke sirkulasi atau sistem limfatik, sehingga mencapai jaringan yang cocok untuk multiplikasinya. 

Zat apa yang di keluarkan bakteri untuk menginfeksi ? Dalam kasus ini bakteri streptococcus Beta hemolotikus adalah bakteri gram positif yang berarti melepaskan Peptidoglikan (Pirogen eksogen) yg kemudian berinteraksi dengan Makrofag dan monosit yang lainnya.

Setelah itu menghasilkan sitokin seperti interleukin-1 (IL-1) yang merangsang hipotalamus untuk meningkatkan prostaglandin. Sehingga menyebabkan set-point pada hipotalamus meningkatkan suhu tubuh, karena prostaglandin tersebut menyebabkan vasokontriksi. Sehingga terjadilah demam.



       2. Apa dasr kompres dingin bisa menurunkan panas ?
          JAWAB.....

   Kompres dingin untuk menurunkan panas sudah ketinggalan Zaman. Pada hipotalamus sebagai pusat pengaturan suhu tepatnya di Area preoptik-Hipotalamik anterior mengandung sejumlah neuron yang sensitif terhadap panas yang jumlahnya 1/3 neuron yang sensitif terhadap dingin. Jadi apabila datang suatu suhu yang panas maka pembuluh darah diseluruh tubuh akan mengalami vasodilatasi sebagai aktivitas untuk menghilangkan panas.selain itu  Pada kulit terdapat terdapat reseptor suhu. Pada kulit terdapat reseptor dingin > hangat.


   4. Apa fungsinya dokter memberikan obat antipiretik sebelum
             melakukan throat swab ?

      JAWAB.....
Pada kasus ini tidak diketahui apakah kompres panas atau dingin.kalau kompres dingin jelas panas tidak turun. Kecuali dengan kompres hangat. Walaupun demikian kompres hanya dapat menurunkan panas bersifat sementara apabila rangsangan hangat untuk menghilangkan panas itu hilang maka panas akan naik lagi.KENAPA?

Karena ada penyebab lain yaitu infeksi oleh mikroorganisme yang menghasilkan zat pirogen eksogen dan merangsang makrofag mengeluarkan pirogen endogen (sitokin ( IL-1)) yang memrintahkan hipotalamus untuk meningkatkan prostaglandin sehingga menyebabkan vasokontriksi, selama ini terjadi panas tidak akan turun.

IV. Mapping consept.


 

 v.Learning Objective


  • Demam
  • Pengturan suhu tubuh
  • Mekanisme mikroorganisme patogen menyebabkan demam.
  • Kerja antimikoba pada mikroorganisme patogen.
VI. Independent Learning


  I.Demam
Adalah suatu kelainan pengaturan suhu tubuh Suhu tubuh normal adalah berkisar antara 36,6˚C – 37,2˚C. Suhu oral sekitar 0,2 – 0,5˚C lebih rendah dari suhu rektal dan suhu aksila 0,5˚C lebih rendah dari suhu oral.

Suhu tubuh terendah pada pagi hari dan meningkat pada siang dan sore hari. Pada cuaca yang panas dapat meningkat hingga 0,5˚C dari suhu normal yaitu diatas 37,2˚C (99,5˚F) sebagai akibat peningkatan pusat pengatur suhu di

Demam bisa disebabkan oleh bakteri, tumor  otak maupun heartstroke.  Lebih khususnya demam terjadi karena peningkatan set-point pada termostat hipotalamus.


Kenapa bisa meningkat?
1. Karena adanya zat pirogen eksogen seperti lipopoliskarida yang dilepaskan oleh bakteri gram negatif  yang mana ini akan merangsang makrofag untuk mengeluarkan sitokin (IL-1)  dan zat ini akan merangsang hipotalamus untuk mengeluarkan arakidonat dengan bantuan enzim fosfolipase A2


.Selanjutnya arakidonat ini memicu hiptalamus untuk meningkatkan prostaglandin (PGE2) dengan bantuan enzim siklooksigenase (COX). Yang kemudian menyebabkan peningkatan set-point karena telah terjadi vasokontriksi akibat dari prostaglandin tadi, dan vasokontriksi tersebut menyebabkan sedikitnya tubuh kehilangan panas sedangkan panas tetap diproduksi. Sehingga terjadilah demam.


 2. Lesi otak.
Pada pembedahan untuk mengatasi lesi otak, suhu di daerah hipotlamus dingin, sehingga terjadi hipotermia yaitu peningkatan set-point yang berkepanjangan panas untuk mengatasi rendahnya suhu di luar tubuh. Karena tubuh terus mengeluarkan panas maka tubuh akan mengigil.
Heartsroke
 Heartsroke adalah keadaan dimana suhu inti <40 derajat celcius dan ini adalah gejala dari hiperpeksia.


Pengaturan suhu tubuh

Pengaturan suhu tubuh dikendalikan dengan keseimbangan pembentukan panas dan kehilangan panas. Bila laju pembentukan panas lebih cepat dari pada kehilangan panas maka suhu tubuh akan naik, begitu pula sebaliknya.
Yang menentukan laju pembentukan panas adalah  laju metabolisme basal dan laju metabolisme tambahan lainnya.

Bagaimana panas bisa berpindah dari kulit ke lingkungan atau pun sebaliknya.?
       
    Radiasi
Radiasi adalah perpindahan panas dari permukaan suatu objek ke permukaan objek lain tanpa keduanya bersentuhan (Thibodeau dan Patton, l9)3). Panas berpindah melalui gelombang elektromagnetik. Aliran darah dari organ internal inti membawa panas ke kulit dan ke pembuluh darah permukaan. Jumlah panas yang dibawa ke permukaan tergantung dari tingkat va¬sokonstriksi dan vasodilatasi yang diatur oleh hipotala¬mus. Panas menyebar dari kulit ke setiap objek yang lebih dingin di sekelilingnya. Penyebaran meningkat bila per¬bedaan suhu antara objek juga meningkat.
Vasodilatasi perifer juga meningkatkan aliran darah ke kulit untuk memperluas penyebaran yang ke luar. Vasokonstriksi perifer meminimalkan kehilangan panas ke luar. Sampai 85% area permukaan tubuh manusia menyebarkan panas ke lingkungan. Namun, bila lingkungan lebih hangat dari kulit, tubuh mengabsorpsi panas melalui radiasi.
Perawat meningkatkan kehilangan panas melalui ra¬diasi dengan melepaskan pakaian atau selimut. Posisi klien meningkatkan kehilangan panas melalui radiasi (mis.berdiri memajankan area permukaan radiasi lebih besar dan berbaring dada posisi janin. meminimalkan radiasi panas). Menutup tubuh dengan pakaian gelap dan rajutan juga mengurangi jumlah kehilangan panas melalui radiasi.
Konduksi
Konduksi adalah perpindahan panas dari satu objek ke objek lain dengan kontak langsung. Ketika kulit hangat menyentuh objek yang lebih dingin, panas hilang. Ketika suhu dua objek sama, kehilangan panas konduktif terhenti. Panas berkonduksi melalui benda pa¬dat, gas, dan cair. Konduksi normalnya menyebabkan sedikit kehilangan panas. Perawat meningkatkan kehi¬langan panas konduktif ketika memberikan kompres es atau memandikan klien dengan air dingin. Memberikan beberapa lapis pakaian mengurangi kehilangan konduktif. Tubuh menambah panas dengan konduksi ketika kontak dilakukan dengan material yang lebih hangat dari suhu kulit.


Konveksi
 Konveksi adalah perpindahan panas ka¬rena gerakan udara. Panas dikonduksi pertama kali pada molekul udara secara langsung dalam kontak dengan kulit. Arus udara membawa udara hangat. Pada saat kecepatan arus udara meningkat, kehilangan panas konvektif meningkat. Kipas angin listrik meningkatkan kehilangan panas melalui konveksi. Kehilangan panas konvektif meningkat ketika kulit lembab kontak dengan udara yang bergerak ringan.
Evaporasi
Evaporasi adalah perpindahan energi panas ketika cairan berubah menjadi gas. Selama eva¬porasi, kira-kira 0,6 kalori panas hilang untuk setiap gram air yang menguap (Guyton, 1991). Tubuh secara kontinu kehilangan panas melalui evaporasi. Kira-kira 600 sampai 900 ml sehari menguap dari kulit dan paru, yang meng¬akibatkan kehilangan air dan panas. Kehilangan normal ini dipertimbangkan kehilangan air tidak kasat mata dan tidak memainkan peran utama dalam pengaturan suhu.
Dengan mengatur perspirasi atau berkeringat, tubuh meninggalkan kehilangan panas evaporatif tambahan. Berjuta-juta kelenjar keringat yang terletak dalam dermis kulit menyekresi keringat melalui duktus kecil pada per¬mukaan kulit. Ketika suhu tubuh meningkat, hipotalamus anterior memberi sinyal kelenjar keringat untuk mele¬paskan keringat. Selama latihan dan stres emosi atau mental, berkeringat adalah salah satu cara untuk meng¬hilangkan kelebihan panas yang dibuat melalui pening¬katan laju metabolik. Evaporasi berlebihan dapat menyebabkan kulit gatal dan bersisik, serta hidung dan faring kering.




Apa yang berperan dalam pengaturan suhu tubuh? Hipotalamus? Ya..!

Hipotalamus merupakan pusat pengaturan suhu tepatnya di Area Preoptik-Hipotalamik Anterior. Area Preoptik-Hipotalamik Anterior berfunsi untuk mendeteksi suhu termostatik.

Pada bagian ini di temukan Neuron yang sensitif terhadap panas yang jumlahnya  1/3 Neuron yg sensitif terhadap dingain, Jadi apbila area preoptik ini di panaskan maka pembuluh darah diseluru tubuh menjadi sangat dilatasi. Hal ini merupakan reaksi yang timbul untuk menyebabkan tubuh kehilangan panas, sehingga membantu tubuh kembali ke suhu normal.

Deteksi suhu oleh reseptor pada kulit.
 Kulit di lengkapi dengan reseptor hangat dan dingin yang berperan tambahan dalam pengaturan suhu tubuh. Jumlah reseptor dingin jumlahnya jauh lebih banyak dari reseptor hangat. Oleh karena itu deteksi suhu bagian perifer menyangkut suhu sejuk.
Bagaimana sinyal sensorik perifer berkomunikasi dengan sensorik suhu pusat?

Sinyal Sensorik suhu pusat (area preoptik) dihubungkan dan dikombinasikan dengan sinyal sensorik perifer oleh hipotalamus posterior untuk megatur reaksi pembentukan panas dan penyimpanan panas dalam tubuh.

Mekanisme peningkatan dan penurunan suhu tubuh

Peningkatan suhu

  • Vasokotriksi kulit di seluruh tubuh hal ini akibat oleh rangsangan dari pusat simpatis hipotalamus posterior.
  • Peningkatan termogenesis ( pembentukan panas).

Penurunan suhu

  • Vasodilatasi
  • Berkeringat
  • Penurunan pembentukan panas.
Konsep set-point

Suhu inti yang kritis sekitar 37,1⁰C. Akan menyebabkan perubahan suhu drastis.  Bila suhu dibawah nilai ini  kecepatan pembentukan panas  > kehilangan panas sehingga tubuh naik mendekati suhu 37,1⁰C dan sebaliknya. Nilai kritis ini disebut dengan set-point. Artinya semua pengaturan suhu di tubuh selalu berupaya untuk kembali ke set-point.



 

II.Mekanisme mikroorganisme patogen menyebabkan demam.

Demam terjadi karena adanya zat pirosgen yaitu zat yang menyebabkan demam.

Pirogen terdiri atas dua bagian yaitu, pirogen eksogen dan pirogen endogen.
Pirogen eksogen adlah pirogen yang berasal dari luar tubuh yang akan menginduksi naiknya suhu jika diinjeksikan pada manusia.

Pirogen eksogen dibedakan menjadi dua, yaitu mikrobial dan non-mikrobial

Mikrobial

Bakteri Gram-negatif
        Pirogenitas bakteri Gram-negatif (misalnya Escherichia coli, Salmonela) . K    omponen aktif endotoksin berupa lapisan luar bakteri yaitu lipopolisakarida (LPS). Endotoksin ini menyebabkan peningkatan suhu yang progresif tergantung dari dosis (dose-related).

Apabila bakteri atau hasil pemecahan bakteri terdapat dalam jaringan atau dalam darah, keduanya akan difagositosis oleh leukosit, makrofag jaringan dan natural killer cell (NK cell). Seluruh sel ini selanjutnya mencerna hasil pemecahan bakteri dan melepaskan interleukin-1, kemudian interleukin-1 tersebut mencapai hipotalamus sehingga segera menimbulkan demam.

Bakteri Gram-positif
        Pirogen utama bakteri gram-positif (misalnya Stafilokokus) adalah     peptidoglikan dinding sel. Bakteri gram-positif mengeluarkan     eksotoksin, dimana eksotoksin ini dapat menyebabkan pelepasan     daripada sitokin yang berasal dari makrofag yang dapat menginduksi     demam.


Virus
    Mekanisme virus memproduksi demam antara lain dengan cara melakukan invasi secara langsung ke dalam makrofag, reaksi imunologis terjadi terhadap komponen virus yang termasuk diantaranya yaitu pembentukan antibodi, induksi oleh interferon dan nekrosis sel akibat virus. Perlawanan yang dilakukan antibodi yaitu menginduksi sitokin (IL-1)  untuk selanjutnya prosesnya sama dengan bakteri.

 Jamur/fungi
  
    Produk jamur baik yang mati maupun yang hidup, memproduksi pirogen eksogen yang akan merangsang terjadinya demam. Demam pada umumnya timbul ketika produk jamur berada dalam peredaran darah

Slide 31

Non-mikrobial
  • steroid-steroid,
  • fraksi plasma dan
  •  bahan tambahan sintetik muarmil dipeptida
Pirogen endogen
        Pirogen endogen adalah zat peyebab demam yang berasal dari dalam tubuh, biasanya zat ini dirangsang oleh pirogen eksogen. Diantaranya ;

  • Interleukin–1 (alpha*, beta)
  • Interleukin–6
  • Interleukin–11
  • Tumor necrosis factor (alpha)
  • Interferon (alpha, beta, gamma)
  • Prostaglandin–E2
  • Platelet activating factor
  • Ciliary neurotropic factor (CNTF)
  • Oncostatin M
  • Cardiotropin–1
  • Leukemic inhibitory factor (LIF)
III.Kerja antimikoba pada mikroorganisme patogen

1. Menggangu pembentukan dinding sel
Mekanisme ini disebabkan karena adanya akumulasi komponen lipofilat yang terdapat pada dinding atau membran sel sehingga menyebabkan perubahan komposisi penyusun dinding sel.  Terjadinya akumulasi senyawa antimikroba dipengaruhi oleh bentuk tak terdisosiasi. Pada konsentrasi rendah molekul-molekul phenol yang terdapat pada minyak thyme kebanyakan berbentuk tak terdisosiasi, lebih hidrofobik, dapat mengikat daerah hidrofobik membran protein, dan dapat melarut baik pada fase lipid dari membran bakteri.

efek penghambatan senyawa antimikroba lebih efektif terhadap bakteri Gram positif daripada dengan bakteri Gram negatif.  Hal ini disebabkan perbedaan komponen penyusun dinding sel kedua kelompok bakteri tersebut. Pada bakteri Gram posiitif 90 persen dinding selnya terdiri atas lapisan peptidoglikan, selebihnya adalah asam teikoat, sedangkan bakteri Gram negatif komponen dinding selnya mengandung 5-20 persen peptidoglikan, selebihnya terdiri dari protein, lipopolisakarida, dan lipoprotein
.
2. Bereaksi dengan membran sel
        Komponen bioaktif dapat mengganggu     dan mempengaruhi integritas membran     sitoplasma, yang dapat mengakibatkan     kebocoran materi intraseluler, seperti     senyawa phenol dapat mengakibatkan lisis     sel dan meyebabkan denaturasi protein,     menghambat pembentukan protein     sitoplasma dan asam nukleat, dan     menghambat ikatan ATP-ase pada     membran sel
.
3. Menginaktivasi  enzim
        Mekanisme yang terjadi menunjukkan bahwa    kerja enzim akan terganggu dalam     mempertahankan kelangsungan aktivitas     mikroba, sehingga mengakibatkan enzim akan     memerlukan energi dalam jumlah besar untuk     mempertahankan kelangsungan     aktivitasnya. Akibatknya energi yang dibutuhkan     untuk pertumbuhan menjadi berkurang sehingga     aktivitas mikroba menjadi terhambat atau jika     kondisi ini berlangsung lama akan     mengakibatkan pertumbuhan mikroba terhenti     (inaktif).
4. Menginaktivasi fungsi material genetik
        Komponen bioaktif dapat mengganggu     pembentukan asam nukleat (RNA dan     DNA), menyebabkan terganggunya transfer     informasi genetik yang selanjutnya akan     menginaktivasi atau merusak materi     genetik sehingga terganggunya proses     pembelahan sel untuk pembiakan.

Sekian, By Arniantoni sinaga
Refrerensi 
Guyton dan Hall. 2007. Buku ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta. EGC
Jawetz, Melnick, dan Adelberg. 2007. Mikrobiologi kedokteran. Jakarta. EGC.
Stap pengajar UI. 1994. Mikrobiologi kedokteran. Jakarta. Binarupa aksara.
 


Skenario.....
       Pak Bayu bersama tinggal di desa Manjur, Pak Bayu adalah seorang pemulung, hidup bersama istri dan tiga orang anakya di pinggir DAS dan dekat dengan TPA  sampah. Rumah Pak Bayu sangat sederhana sekali dan hanya terbuat dari didnding  tepas, beratapkan rumbia dan berlantaikan tanah keras. Rumah pak bayu hanya memiliki rumah berukuran 4 x 10 m2, dirumah itu tersedia ruangan keluarga dan berhadapan langsung dengan dapur. Kamar yang dimliki  pak Bau hanya satu ruangan saja. Ventilasi tudak adadan jendela hanya tiga buah. Pk bayu dan keluaraganya hanya menggunakan penerangan dari lampu minyak tanah. 
        Suatu hari anak pak bayu yang pertama menderita demam tinggi, muntah dan sakit perut. Setelah dibawa ke puskesmam di dekat rumahnya, ternyata anak pak Bayu menderita diare dengan dehidrasi berat dan harus dibarawat di puskesmas.  Dari keteangan Pak bayu kepada petugas kesehatan. Ternyata sehari-hari pak bayu dan keluarga menggunakan sumber air untuk keperluan rumah tangga ( masak dan minum) dari sumur dangkal yang dibuatnya (berjarak 5 meter dari jamban),  sedangkan MCK dari sungai yang dekat rumahnya.


Kata-kata Istilah
Diare => penyakit dimana penderita mengalami rangsangan buang air besar terus menerus, dan tinja lebih banyak mengandung air.
DAS dan TPA => daerah aliran sungai dan tempat pembuangan akhir
Jamban => tempat pembuangan kotoran
MCK => mandi cuci kakus
Ventilasi => Ventilasi adalah pergerakan udara masuk ke dan keluar dari ruang tertutup
Puskesmas => tempat pelayanan pertama ketika terkena suatu penyakit

Identifikasi Masalah
  • apa yang menyebabkan anak tersebut sakit ?
  • Berapa seharusnya jarak normal sumur dengan jamban
  • Mengapa air tersebut sudah dimasak tetapi anak tersebut tetap terkena penyakit ?
  • bagaimana mekanisme penularan penyakit tersebut ?
  • Apa saja syarat rumah sehat?
  • Apa saja syarat air yang sehat ?
  • Bagaimana usaha2 untuk menjaga kesehatan.
Analisa Masalah
1   apa yang menyebabkan anak tersebut sakit ?
  • Karna meminum air yang tercemar,
  • Faktor lingkungan, prilaku serta pelayanan yang tidak baik.
2.  Berapa seharusnya jarak normal sumur dengan jamban.
Jawab : lebih dari 10 m.

3.   Mengapa air tersebut sudah dimasak tetapi anak tersebut tetap terkena penyakit ?
Jawab :
Karna air tersebut sudah terkontaminasi,jadi tidak cukup hanya dimasak, mesti di olah terlebih dahulu.

4.    bagaimana mekanisme penularan penyakit tersebut ?
Jawab :
Ada 2 cara :
  •  langsung => antara host yang rentan terkena penyakit
  •  tidak langsung=> melalui suatu media (lingkungan).
5.    Apa saja syarat rumah sehat?
Jawab :
  • faktor lingkungan yang bersih
  • bahan bangunan
  • Ventilasi
  • Cahaya
  • Luas bangunan
6.   Apa saja syarat air yang sehat ?
Jawab :
  • syarat fisik : tidak berbau,tidak berwarna,tidak berasa,disterilkan
  • Syarat bakteriologis : tidak mengandung bakteri berlebih.
  • Syarat kimia : tidak mengandung zat2 kimia yang toksik
7.   Bagaimana usaha2 untuk meninggikan nilai2 kesehatan.
Jawab :
  • Preventif :
    > primer : pencegahan dini
    > sekunder : mendeteksi suatu penyakit
    > tersier : rehabilitasi,membatasi kecelakaan
  • Promotif :
    > penyuluhan,bakti sosial,dll
  • Kuratif.
  • Rehabilitatif.
Pohon topik

Learning Objective
  • Bagaimana menetahui status kesehatan lingkungan.
  • Faktor yang mempengaruhi kesehatan. 
  • Mekanisme terjadinya penyakit atau dasar dari sehat ke sakit (paradigma kesehatan)dan penularannya.
  • 3 komponen dalam terjadinya penyakit (host agent,environment)
  •  Syarat rumah sehat.
  • Syarat air sehat & sumbernya.
  • Usaha2 untuk menjaga kesehatan & Dampak sumur tertutup & terbuka.
Belajar Mandiri
1.Bagaimana keadaan lingkungan dikatakan sehat.

    Menurut Hendrik L. Blum ada 4 faktor yang mempengaruhi kesehatan, yaitu: keturunan, lingkungan, perilaku dan pelayanan kesehatan. Dan ke 4 faktor tersebut saling berpengaruh atu sama lainnya. Kesehatan optimal apabila 4 faktor bekerja bersama-sama secara optimal.
    Yg paling berpengaruh adalah lingkungan.

Untuk mengetahui status kesehatan suatu lingkungan maka kita harus menganalisa lingkungan tersebut.

        Analisa derajat kesehatan (morbiditas dan mortalitas)
        Analisa aspek kependudukan (jumlah, pertumbuhan,pekerjaan penduduk,dll)
        Analisa pelayanan/upaya kesehatan (secara preventif, promotif, kuratif, rehabilitatif)
        Analisa perilaku kesehatan (pengetahuan/sikap, tindakan)
        Analisa lingkungan (fisik, biologis dan sosial)

Derajat kesehatan

Untuk mengetahui derajat kesehatan kita bisa melihat keadaan mortalitas dan mordibitas.

Mortalitas

    Angka kematian bayi. penelitian menunjukkan bahwa IMR sangat erat kaitannya dengan kualitas lingkungan hidup, gizi masyarakat, keadaan sosial ekonomi, tingginya IMR menunjukkan bobot masalah mengenai perinatal,: komplikasi kehamilan, perawatan kehamilan, komplikasi persalinan dan perawatan bayi
    Angka kematian bayi Kematian balita sangat berkaitan dengan kualitas sanitasi rumah tangga dan keadaan gizi anak
    Angka kematian menurut penyebab (CSDR) berguna untuk melihat penyebab-penyebab atau penyakit apa yang menjadi penyebab utama angka kematian

Mordibitas

Incidence rate

    jumlah kasus baru suatu penyakit tertentu yang terjadi dalam suatu kelompok masyarakat tertentu, dalam masa waktu tertentu pula

Prevalence rate

    jumlah orang yang menderita sakit pada umumnya atau mmenderita penyakit tertentu dalam suatu kelompok penduduk tertentu dalam suatu masa tertentu. utk penyakit akut maka indikator yang baik digunakan adalah angka incidance’
    Untuk penyakit kronis , penggunaan angka incidence maupun prevalence penting utk mengambarkan keadaan penyakit
    Case Fatality rate.