Sunday, May 6, 2012

IMUNOPARASITOLOGI

   
Perjalanan suatu penyakit parasit selain ditentukan oleh sifat parasitnya,ternyata juga dipengaruhi oleh faktor – faktor kekebalan hospes.Sehingga disuatu daerah endemik akan dilihat perbedaan kerentanan ataupun perbedaan resistensi terhadap infeksi parasit antar individu – individu yang tinggal didaerah tersebut . Secara garis besar faktor kekebalan dapat dibagi menjadi dua bagian :
  1. Kekebalan bawaan / Innate Immunity
  2. Kekebalan didapat / Natural Acqiured Immunity
   
        Kedua jenis kekebalan ini akan saling berinteraksi dan menentukan perjalanan penyakit hospesnya, sehingga pengetahuan mengenai kedua jenis kekebalan perlu diketahui sebagai dasar penanggulangan penyakit parasit terutama dalam pengembangan vaksin .

KEKEBALAN BAWAAN /INNATE IMMUNITY

Definisi
        Kekebalan bawaan merupakan kekebalan yang diperoleh sebelum seseorang terpapar parasit,termasuk didalamnya faktor genetik maupun faktor non genetik.

Mekanisme kekebalan bawaan
       Kekebalan bawaan adalah kapasitas seorang  manusia normal untuk tetap sehat terhadap serangan – serangan berbagai macam parasit dan racunnya.

        Sebagian besar daripada kekebalan adalah suatu bawaan genetik seluruh species terhadap sesuatu makhluk parasit tertentu. Kadang – kadang resistensi ini absolut, sehinggasemua individu resisten: manusia dan kera terhadap T.brucei.

    Kadang –kadang hanya relatif, sehingga diantara bangsa – bangsa atau individu terdapat kekebalan yang berbeda: bangsa Negro lebih resisten terhadap infeksi dengan P.vivax dan cacing tambang dari pada bangsa kulit putih.

        Kekebalan bawaan adalah lebih penting daripada kekebalan yang didapati, oleh karena kekebalan bawaan adalah dasar daripada kekebalan yang didapati.


Respon imun humoral
    Respon imun humoral menggunakan antibodi sebagai efektornya. Pada infeksi parasit sebagian besar memperlihatkan respon humoral yg tinggi.Dalam mengeliminasi parasit ada cara yg dapat dilakukan antibodi yaitu :
  1. Antibodi bekerja sendiri
  2. Antibodi dibantu oleh sel-sel lain (eosinofil,makrofag,netrofil,trombosit)    
  3. Antibodi dibantu oleh komplemen (invitro)
   
    Pada respon imun humoral akan terbentuk zat anti yg khas terhadap parasit yg masuk dan hasil metabolismenya yang terbentuk sehingga parasiticide jadi meninggi dan aktivitas sel fagosit meninggi .
   
    Pada infeksi cacing ditandai dengan terjadinya eosinofilia dan produksi antibodi IgE yang amat tinggi dari tubuh


Respon imun celuler   
    Respon imun celuler terbentuk dari limfosit T yg hipersensitif terhadap parasit serta hasil metabolismenya.    Pada respon imun celular, parasit tumbuh didalam jaringan misalnya leishmania kulit.   Sistem kekebalan celular ini dilakukan oleh sel limposit T  yang hipersensitif terhadap parasit dan hasil metabolismenya.
   

DIAGNOSIS IMUNOLOGI PADA PENYAKIT PARASIT
        Infeksi dengan semua species parasit menimbulkan berbagai macam respons imunologi dalam hospes, diantaranya pembentukan zat anti khas terhadap parasit dan hasil metabolismenya.

        Dalam parasitologi kedokteran respons imunologi ini dapat dipakai sebagai suatu cara untuk membantu diagnosis. Zat anti yang spesifik dalam serum dapat diperiksa dengan test serologi dengan antigen yg diperoleh dari bahan parasit yang speciesnya sama

    Kepekaan pasien dapat diperiksa dengan antigen parasit yg speciesnya sama, yg disuntik intrakutan (test kulit).

       Beberapa macam test serologi dipakai untuk menunjang diagnosis : reaksi ikat komplemen , double diffusion test atau Ouchterlony test, indirect hemagglutination test atau hemagglutination test, latex (flocculation ) test, bentonite(flocculation) test, dye test dan flourescent antibody test.

        Aldehyde test atau formol test dan aquadest test adalah test non – serologik yang dipakai untuk pemeriksaan kadar globulin yang abnormal tinggi ( misalnya pd penyakit Kala Azar).

        Bahan antigen yg dipakai adalah dalam bentuk ekstrak untuk reaksi ikat komplemen , double diffusion test, hemagglutination test, latex test, bentonite test, test kulit dan parasit utuh untuk “dye test” dan flourescent antibody test.
   

    Pemakaian antigen yang kurang khas menghasilkan reaksi yg kurang memuaskan , misalnya pemakaian
parasit segolongan menghasilkan reaksi silang (cross reaction ).  Test yg hasil negatifnya dpt dipercaya 98 – 100 % dan hasil positifnya hanya 50 – 60 % mengandung kebenaran dinamakan test sensitif. Sebaliknya , test yg hasil negatifnya mempunyai 60 % kebenaran dan hasil positifnya 95 – 98 % mengandung kebenaran
dinamakan test spesifik . Pada umumnya test kulit dan flourescent antibody test tergolong test sensitif . Untuk
diagnosis dini (early diagnosis) sebaiknya dipakai dua macam test,misalnya test kulit dan double diffusion test.


        Diagnosis imunologi diperlukan utk penyakit yg parasitnya sukar atau tidak mungkin ditemukan , misalnya dalam stadium permulaan penyakit tertentu , bila diperlukan diagnosis dini untuk mencegah meluasnya penyakit .
       
        Untuk penyelidikan epidemiologi reaksi imunologi dapat dipakai , misalnya flourescent antibody test untuk malaria , bentonite test untuk bilharziasis, test kulit utk filariasis dan hemagglutination test utk amoebiasis.
   
untuk lebih jelas silakan download file dibawah ini!!!!

0 komentar:

Post a Comment