PENYEBAB
- Parasit
- Helminths
- Ascaris lumbricoides
- Ancylostomatidae
- Toxocara
- Strongyloides stercoralis
- Pneumocystis carinii
Mikroorganisme
- Bakteri
- Streptococcus pyogenes
- Mycobacterium tuberculosis
- Haemophylus influenza
- Adenovirus
- Aspergilus
- Candida
- Blastomyces
ASCARIS LUMBRICOIDES
- Telur yang fertilised dan yang unfertilised dikeluarkan melalui feses dan masuk ke dalam tanah
- Di tanah telur yang fertilised berembrio dalam 2-4 minggu dan menjadi infeksius
- Infeksi terjadi melalui tangan, makanan atau minuman yang terkontaminasi telur cacing yang infeksius
- Telur menetas, menjadi larva di dalam usus halus
- Larva menembus dinding usus halus dan bermigrasi masuk ke pembuluh darah dan limfe menuju ke sirkulasi hepatik dan jantung sebelah kanan
- Larva dipompakan ke seluruh tubuh bersama darah menuju paru-paru melalui arteri pulmonalis*
- Di dalam paru-paru, larva mencapai alveoli dan menetap selama 10 hari untuk berkembang*
- Larva bermigrasi menuju trachea, kemudian ke esofagus dan tertelan. Larva kembali ke usus halus dan menjadi dewasa.
- Di usus halus larva berkembang menjadi cacing dewasa, dan dapat hidup 1 sampai 2 tahun
- Trauma mekanik yang disebabkan oleh cacing dewasa dan larva yang bermigrasi merupakan patofisiologi dari infeksi Ascaris (ascariasis)
- Gejala klinis disebabkan oleh cacing dewasa atau larva yang bermigrasi
- Gejala respirasi dikarenakan migrasi larva pada paru-paru, hipersensitivitas jalan nafas dan bronchospasme
- Gejala tersebut dapat ringan atau berat (Loeffler’s syndrome)
- Gejala pada respirasi : sakit dada, batuk, sesak nafas dan wheezing
Diagnosis
- Dapat ditegakkan di daerah endemis pada pasien dengan keluhan sesak nafas, batuk, dan eosinofilia
- Sputum : kristal charcot leyden*
- Radiologi : infiltrat pada paru
- Pemeriksaan tinja : dijumpai telur cacing Ascaris lumbricoides
PATOGENESIS LOEFFLER ‘S SYNDROME
- Larva yang bermigrasi menghasilkan formasi granuloma dengan eosinofil, netrofil dan makrofag
- Di paru-paru, larva menghasilkan reaksi hipersensitivitas, yang mengakibatkan inflamasi peribronchial yang menghasilkan produksi mukus pada bronchus dan bronchospasme.
- Infeksi ascaris → mengaktivasi T helper 2 (Th2) → melepaskan Interleukin 4 (IL4) dan IL5 → menghasilkan Immunoglobulin E (IgE) dan aktivasi eosinofil.
- Ig E berikatan dengan permukaan parasit, diikat oleh eosinofil
- Eosinofil diaktifkan dan mensekresi granul enzim untuk menghancurkan parasit
- Parasit memproduksi molekul mirip IL4 → menstimulasi host memprodksi IgE non spesifik → menggagalkan respon imun.
ANCYLOSTOMATIDAE
-Infeksi Ancylostomatidae (cacing tambang) pada manusia :
- Ancylostoma duodenale
- Necator americanus
- Cacing jantan dan betina hidup di usus halus.
- Telur yang dihasilkan cacing betina dikeluarkan bersama tinja
- Di tanah, telur berkembang menjadi larva rhabditiform → berkembang menjadi larva filariform
- Larva filariform masuk ke tubuh manusia dengan cara menembus kulit, kemudian menuju pembuluh darah
- Larva mengikuti peredaran darah menuju jantung, kemudian ke alveoli paru-paru dan menetap selama 1 minggu.
- Larva bermigrasi menuju bronchus, trachea, dan epiglotis
- Dengan adanya refleks batuk, larva tertelan, masuk ke esofagus dan akhirnya sampai ke usus halus.
untuk lebih jelas mengenai materi berikut, download file di bawa ini!!!!
0 komentar:
Post a Comment